Monday, July 27, 2015

humor ngakak komputer pintar

Suatu hari Tono mengeluh sikutnya sakit... Budi temannya kasih saran untuk periksa ke komputer dokter yang ada di toko obat...

Komputer dokter itu canggih bisa diagnosa bermacam penyakit. Jauh lebih cepat dan lebih murah dari dokter biasa.

"Gampang... Kamu tuangkan sampel urine (pipis). Nanti komputer itu langsung diagnosa, dan kasih tahu kamu harus lakukan apa. Biayanya murah cuman Rp.2.000,- kok...."

Tono: "Murah juga ya bro. Boleh juga tuh..".  

Tono niat ingin periksa. Di rumah dia isi kantong plastik dengan urine-nya terus pergi deh dia ke toko obat...

Di komputer dia masukkan uang Rp. 2.000. Terus dia tuangkan urine-nya ke komputer.

Komputer langsung proses. Keluarkan suara-suara aneh dan kedap-kedip. Ga lama muncul bunyi "BEEP"...

Keluar deh kertas kecil print-out tertulis :
"Sakit di sikutmu karena kamu kebanyakan main tennis. Bilas sikutmu tiap malam dengan air hangat. Jangan angkat beban yang berat. Dan semoga membaik dalam tiga pekan."

Tono: "Wow...."  

Sampai rumah, Tono masih melongo takjub akan canggihnya komputer itu. Dia berpikir bahwa dunia kedokteran dan komputer sekarang ini sudah benar-benar edan canggih banget...

Timbul pikiran jahil.. "Hmm.. Bisa ga ya tuh komputer ditipu. Ah gue kerjain deh tuh komputer....."  

Tono ambil kantong plastik baru. Dia isi air keran. Terus dia tambah urine (pipis) dari anjingnya, istrinya dan anak perempuannya. Terakhir Tono tambahkan sperma dari hasil dia masturbasi.  

Dengan senyum cekikikan Tono kembali ke toko obat. Dia masukkan uang Ro, 2.000 terus dia tuangkan campuran air sampel nya ke komputer.. "Mampus lo.." katanya dalam hati..

Komputer proses. Keluarkan suara-suara aneh dan kedap-kedip. Terus keluar deh kertas kecil print-out:

"Air keran rumahmu sangat dingin. Sebaiknya kamu beli pemanas air. Anjingmu kena cacingan. Kasih anjingmu vitamin. Anakmu pakai nark0ba. Masukkan anakmu ke klinik rehab. Istrimu hamil lagi, bayi kembar laki. Tapi bukan dari hubungan denganmu. Cepat cari pengacara yang bagus. Dan kalau kamu tidak berhenti masturbasi, sikutmu yang sakit tidak akan sembuh lah."

         

Sumber: http://jokes.web.id/read/?r=1212084#ixzz3hA0rPz4s

Wednesday, July 22, 2015

GRAFTING

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
“Budaya cinta tanaman hias pada masyarakat dunia makin meluas” (Rukmana, 1997. p. 11). Budaya ini juga sudah menjamah masyarakat Indonesia. Jika kita memperhatikan keadaan di sekitar lingkungan kita, tidak jarang kita temui orang-orang yang mengkoleksi tanaman hias dengan berbagai jenisnya. Memelihara tanaman hias tampaknya sudah menjadi hobi bagi sebagian masyarakat. Mereka menjadi kreatif dalam merawat dan membudidayakan tanaman mereka.
Dalam membudidayakan tanaman hias, ada beberapa cara atau teknik yang bisa dilakukan. Hasil atau keluaran yang didapat dari setiap cara pembudidayaan tanaman hias ini adalah berbeda-beda. Jadi dalam memilih teknik membudidayakan atau mengembangbiakkan harus disesuaikan dengan hasil yang ingin diperoleh dan jenis tanaman yang akan dikembangbiakan. Misalnya saja jika kita ingin memperbanyak atau mengembangbiakkan Adenium (Kamboja Jepang), kita dapat menggunakan teknik biji, sambung, stek dan cangkok. Dari beberapa cara pembiakkan yang disebutkan tersebut, teknik sambung adalah teknik yang paling sering digunakan.
Teknik menyambung ini sering digunakan oleh para penggemar tanaman hias, terutama Adenium (Kamboja Jepang), untuk menyempurnakan keunikan Adenium mereka. (Yuliati & Ruwanto, 2008). Kita pasti sering memperhatikan bentuk-bentuk Adenium yang unik dan sangat menarik. Tentu saja Adenium-adenium tersebut tidak tumbuh seperti itu dengan sendirinya, tentunya Adenium tersebut disambung oleh pemiliknya untuk mendapatkan bentuk yang unik tersebut.
Dengan memiliki Adenium yang unik dan menarik, akan menjadi kepuasan bagi para penggemar tanaman hias. Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang teknik menyambung tersebut, terutama teknik menyambung pada Adenium (Kamboja Jepang).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.       
1.2.1  Apakah yang dimaksud dengan menyambung atau grafting?
1.2.2  Apakah keunggulan dan kelemahan dari menyambung atau grafting?
1.2.3  Bagaimanakah langkah-langkah menyambung Adenium?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1  Menjelaskan tentang menyambung atau grafting.
1.3.2  Memaparkan keunggulan dan kelemahan dari menyambung atau grafting.
1.3.3  Menjelaskan langkah-langkah menyambung Adenium.

D.     Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di perpustakaan untuk dijadikan bahan bacaan, bahan skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam membuat tugas khususnya yang berkaitan dengan menyambung atau grafting.
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis dapat menambah wawasan mengenai pembuatan makalah dan menyambung atau grafting.



BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Menyambung (Grafting)
Penyambungan atau grafting banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif, artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak dilakukan pada jenis tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga, jeruk, jambu dan juga banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman hias. Kelihatannya tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
Ada beberapa pengertian menyambung yang dapat dijelaskan disini. Menurut Ariyantoro (2006) penyambungan adalah menyatukan suatu pucuk atau batang (lebih dari satu mata tunas) yang telah dipisahkan atau dipotong dari tanaman induk dengan tanaman lain yang masih mempunyai perakaran. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa menyambung adalah menggabungkan dua macam tanaman yang memiliki kekerabatan yang dekat (Forum Tentor, 2009). Sumber lain yang menyatakan bahwa menyambung atau grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpukan bahwa menyambung atau grafting adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai kekerabatan yang dekat.
Secara garis besar penyambungan dapat dibagi menjadi tiga golongan (Santoso, dkk).
v  Sambung pucuk atau enten (grafting atau scion grafting).
v  Sambung susuan (grafting by approach atau inarching), yaitu batang dan batang bawah masih tumbuh dengan akar masing-masing.
v  Sambung mata tunas (menempel atau okulasi). Cara ini lebih tepat disebut menempel daripada menyambung.
Menurut Djoemairi (2006), adapun alasan dan tujuan menyambung yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman adalah:
v  Memperoleh bibit dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat
v  Memperoleh bibit atau tanaman dengan hasil dn kualitas yang sama dengan kualitas tanaman induknya
v  Membentuk atau memperindah body dan penampilan tanaman
v  Membentuk atau menambah percabangan
v  Mempercepat pertumbuhan batang atas
v  Menyelamatkan tanaman yang dalam keadaan sakit,tidak sehat, atau mengalami busuk akar atau bonggol
v  Mengganti jenis bunga (batang atas) dengan jenis lain apabila diperlukan
v  Membentuk atau membuat kreasi atau “karya seni” tanaman, misalnya dengan melakukan penyambungan pada akar atau bonggol.
Penyambungan ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah. Mekanisme sambungan pada penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel meristematik. Lalu kalus yang dihasilkan oleh sel parenkim yang saling menyatu dan membaur. Pada akhirnya terbentuk jaringan/pembuluh dari kambium sehingga proses translokasi dapat berlangsung. Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak sehingga translokasi dapat terjadi dengan sempurna. Dalam penyambungan ada berbagai metode dan teknik berbeda dan setip teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Sehingga memiliki tingkat keberhasilan mekanisme penyambungan yang berbeda.
Pada saat penyambungan cadangan makanan pada batang atas di pergunakan untuk pertumbuhan, sedangkan suply makanan dari batang bawah tidak bisa diteruskan ke batang atas. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat family antar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas  serta pertautan dan presentasi keberhasilan lebih tinggi. Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang diinginkan.
Faktor teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan (grafting) tanaman adenium mengalami kegagalan penyambungan sehingga tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan  ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril.
Pada penyambungan dilakukan penutupan dengan plastik dengan tujuan agar bagian yang disambung tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga dapat mengurangi transpirasi sehinggatidak terjadi pembusukan pada batang dan Kalus yang berperan dalam penyambungan tidak rusak akibat pembusukan yang disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik melalui embun meupun hujan. Selain itu  penutupan pada batang yang disambung juga dapat melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan yang dapat mengakibatkan kegagalan pada proses penyambungan.
Jenis penyambungan ada dua macam yaitu grafting dan budding. Penyambungan merupakan sistem perbanyakan secara vegetatif yang menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu famili. Cara penyambungan dilakukan karena lebih efektif dan efisien dan mempunyai keuntungan diantaranya mengekalkan sifat-sifat klon yang baik, dapat memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, tahan terhadap temperatur yang rendah, atau gangguan dalam tanah. Dalam penyambungan ada berbagai macam teknik yang dapat dilakukan, dan setiap teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Beberapa teknik penyambungan yang dapat dilakukan antar lain yaitu
a)    Penyambungan/grafting v
Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih kuat dan kedua batang dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Namun kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang memiliki diameter mirip.
b)    Penyambungan/grafting sisip
Sambung sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu. Namun kekuranagn sambung dengan huruf  V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu bila batang bawah lebih besar dibanding batang atas atau entrees dapat dilakukan dengan cara sambung sisip.
c)    Penyambungan/grafting sisip satu mata
Penyambungan satu mata, adalah salah satu cara penyambungan yang memiliki kelebihan karena memiliki efisiensi yang baik, yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat, dengan keterbatasan entrees yang dimiliki. Kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan sumber daya manusia atau teknik yang lebih rumit karena harus serba hati-hati karena lebih sensitive.
d)    Penyambungan/grafting ala vietnam
Penyambungan ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut ditemukan dan biasa dilakukan di vietnam. Kelebihan penyambungan ini adalah cara yang paling mudah untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang bawah. Namun kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, proses penyambungan dengan menghilangkan  daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara pengupiran maupun menyisakan dua helai daun, hal tersebut menunjukkan bahwa penyambungan dengan menghilangkan daun lebih efektif karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga prosentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil, sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan dua helai daun memiliki prosentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, dan berdasarkan data prosentase keberhasilan lebih kecil lagi pada proses penyambungan dengan cara pengupiran. Hal tersebut dikarenakan prosentase kebusukan lebih besar.

B.     Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
Menurut Ashari (1995) pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan (4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono (2002), Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan batang bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm, sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20 cm dan 1,10 cm saja.
Pengaruh batang atas terhadap batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.  Perbanyakan Batang Bawah   Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari  pohon induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik  tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman  batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Selain pengaruh batang atas dan batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi keberhasilan dalam Grafting, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan dan kelembapan yang tinggi (Santoso, 2006).

C.     Keunggulan dan Kelemahan dari Menyambung atau Grafting
Menurut Suwandi (2005), keunggulan dan kelemahan dari menyambung dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.    Keunggulan Menyambung atau Grafting
v   Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperi stek, cangkok, dll
v   Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperature yang rendah, atau gangguan lain yang terdapat dalam tanah
v   Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki
v   Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman kehutanan).
b.     Kelemahan Menyambung atau Grafting
v   Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
v   Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah

D.     Langkah-langkah Menyambung Adenium
Pada Adenium, penyambungan biasanya dilakukan untuk menghasilkan satu Adenium dengan warna atau jenis bunga yang berbeda. Misalnya Adenium yang berwarna putih disambung dengan Adenium yang berwarna merah. Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau saat kelembapan udara tidak terlalu tinggi. Namun, penyambungan bisa saja dilakukan pada musim hujan asalkan dilakukan di dalam ruangan tertutup seperti green house (Yuliati & Ruwanto, 2008).
v   Langkah-langkah Menyambung Adenium
Menurut Suwandi, sebelum melaksanakan kegiatan grafting ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
a.   Batang bawah (rootstock) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·    Mempunyai daya adaptasi seluas mungkin, artinya tanaman itu kompatibel dengan berbagai varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai jenis dalam satu genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan dua tanaman untuk membentuk sambungan (buding atau grafting) dengan baik dan sambungan dua tanaman ini mampu tumbuh dengan baik.
·    Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang ada didalam tanah.
·    Kecepatan tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang digunakan, dengan demikian diharapkan batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang atas.
·    Tidak mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun kuantitas buah (tanaman buah-buahan) atau kayu (tanaman kehutanan) pada tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan.
·    Mempunyai batang yang kuat dan kokoh.
b.   Batang atas (Scion) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·    Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit.
·    Bentuk cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter  paling besar ± 1 cm.
·    Cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan) berbatang lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan).
·    Bisa menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.
c.   Pemilihan Scion (batang atas)
·    Pemilihan sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki.
·    Pilih cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawahnya (rootstock) yang umum digunakan berdiameter kuran lebih 1 cm.
·    Hindari cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan.
·    Pilih cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan hama.
·    Usahakan pengamanan scion pada pagi hari sebelum tengah hari.
Setelah semua persyaratan yang disebutkan di atas terpenuhi, penyambungan siap dilakukan. Adapun alat dan bahan serta langkah-langkah penyambungan yang telah dilakukan oleh penulis adalah:
  Alat dan Bahan
§   Alat
1.   Gunting
2.   Pisau
3.   Papan kayu untuk alas pemotongan scion
·    Bahan
1.   Tali raffia atau selotip
2.   Kantong plastik
  Langkah Penyambungan
Di bawah ini adalah rincian pelaksanaan kegiatan penyambungan atau grafting yang telah dilaksanakan oleh penulis.
a.   Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang.
b.   Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan
c.   Sambungkan scion pada rootstock dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya kambium bisa bersatu,
d.   Ikat sambungan dengan selotip atau  atau tali rafia, sehingga kambiumnya dapat melekat erat.
e.   Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik  yang transparan bening, yaitu untuk menjaga kestabilan suhu




BAB III
PENUTUP


A.     Simpulan

Menyambung atau grafting adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai kekerabatan yang dekat. Pembiakkan dengan cara menyambung ini mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri. Tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya. Banyak tanaman yang bisa disambung, salah satunya adalah Adenium.
Sebelum melakukan penyambungan pada Adenium, banyak hal yang perlu diperhatikan agar penyambungan berhasil. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan  batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) yang sesuai agar sambungan yang dibuat dapat tumbuh sesuai dengan keinginan. Setelah penulis melakukan penyambungan pada Adenium, hasil yang didapatkan adalah sambungan Adenium tumbuh dengan baik, dengan kata lain penyambungan Adenium yang dilakukan oleh penulis berhasil.

B.     Saran
Jika ingin mendapatkan sebuah Adenium yang tumbuh dengan baik sesuai keinginan, disarankan menggunakan teknik menyambung. Dengan teknik menyambung, akan dihasilkan sebuah Adenium yang unik dan menarik






DAFTAR PUSTAKA



Djoemairi, S. 2006. Adenium Cantik dan Unik dengan Teknik Penyambungan. Kanisus. Yokyakarta.

Endan, J. 2002. Tanaman Buah Kombinasi. PT Agro Media Pustaka. Tanggerang.

Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Adenium .Buletin Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.


http://rezer-adt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html

MAKALAH PSIKOLOGI

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan resume ini, yang berjudul: “Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Sosial”
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu agama Islam.
Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya Makalah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin

                                                                                    Metro,                         2015





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahlipsikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.
Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para ahli riset dalam bidang psikologi dan sosiologi cenderung memiliki perbedaan dalam hal tujuan, pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih menyukai jurnal akademik danmasyarakat profesional yang berbeda. Periode kolaborasi yang paling utama antara para ahli sosiologi dan psikologi berlangsung pada tahun-tahun tak lama setelah Perang Dunia II.[2] Walaupun ada peningkatan dalam hal isolasi dan spesialisasi dalam beberapa tahun terakhir, hingga tingkat tertentu masih terdapat tumpang tindih dan pengaruh di antara kedua disiplin ilmu tersebut.

B.   Rumusan Masalah
Menjelaskan Pengertian, ruang lingkup Psikologi Sosial dan metode – metode Pisikologi Sosial pada mahasiswa sebagai bahan kuliah.
                                                        

BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN PSIKOLOGI
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses belajar  ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan[1]
Psikologi sendiri mempunyai banyak pengertian, diantaranya :
1.      Kamus Paedagogik menyatakan bahwa : “Psikologi Sosial ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya. Lawannya : Psikologi individu (orang-orang).”
2.      Menurut Chaplin psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organism dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
3.      Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
4.      Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya[2]
5.      Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.“ Definisi ini menunjukkan bahwa Bonner lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku inilah yang menjadi pokok atau sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
6.      A.M. Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie” merumuskan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu masyarakat.” Chorus memberikan definisi tersebut dengan kesadaran bahwa setiap manusia yang normal akan hidup dan berhubungan bersama dengan masyarakat.
7.      Sherif & Sherif dalam bukunya “An Outline of Social Psychology” memberikan definisi sebagai berikut : “ psokologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu manusia dalam kaitannya dengan situasi-situasi perangsang sosial.” Dalam defi\nisi ini, tingkah laku telah dihubungkan dengan situasi-situasi perangsang sosial.
8.      Roueck and Warren dalam bukunya “Sociology” memberikan batasan bahwa :”Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psycholois daripada tinghkah laku manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.” Dalalm sefinsi ini telah dinyatakan bahwa interaksi amnusia telah nyata pengaruhnya pada tinghkah laku manusia.
9.      Boring, Langveld, and Weld dalam bukunya “ Foundations of Psychology” berpendapat bahwa: “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia dalam kelompokknya dan hubungan antara manusia dengan manusia.”
10.  Kimball Young (1956) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah studi tentang proses interaksiindividu manusia.”
11.  Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962) menytakn bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu di dlaam masyarakat.”
12.  Joseph E. Mc. Grath (1965) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki tingkah laku manusia sebagaiman dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan lambang-lambang dari orang lain.”
13.  Gordon W. Allport (1968) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti dan menerangkan bagaimanan pikiran, perasaan, dan tingkah ;laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran orang lain.”
14.  Secord dann Backman (1974) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari individu dalam kontek sosial.”
15.  W.A. Gerunagn menyatakan bahwa : “ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu m\anusia seperti yang dipengaruhi atau ditimbulakn oleh situasi-situasi sosial.”
16.  Menurut Clifford T. Morgan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya[3]

B.       Ruang Lingkup Psikologi sosial
Ditinjau dari segi objeknya,psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar,yaitu:
a.         Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
b.         Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan,yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan
Kesulitan lain dalam pembentukan teori psikologi social adalah menentukan ruang lingkup suatu teori seperti berikut ini:
a)         jangkauan penerapan (comprehensiveness), yaitu untuk berapa banyak (macam) fenomena atau kepribadian teori ini dapat diterapkan.
b)        Keterbatasan ,yaitu sampai dimana perlu diberikan prasyarat pada kondisi dimana fenomena itu timbul agar suatu teori dapat dinyatakan berlaku.
c)         Keumuman (generality),sampai dimana teori bias diperluas untuk mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam fenomena awal yang dijadikan dasar untuk penyusunan teori yang bersangkutan.
Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain,psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu gejala atau fenomena.dengan mengerti suatu fenomena,kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana hal itu akan terjadi. Selanjutnya , dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu,kita dapat mengendalikan fenomenaitu sampai batas-batas tertentu. Inilah sebetulnya tujuan dari ilmu,termasuk psikologi sosial. (namun,tentu saja tidak selalu kalau kita bisa mengontrol suatu gejala maka kita sudah mengerti betul tentang gejala itu. Seorang pengemudi mobil misalnya,dapat mengendalikan mobilnya tanpa ia mengrti betul tentang mekanisme yang menggerakkan mobil tersebut).
Psikologi yang dipelajari secara praktis dapat dipraktekan dalam bermacam-macam bidang ,misalnya dalam bidang pendidikan,dalam bidang indrusti atau perusahaan dan sebagainya. Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa manusia, ternyata banyak mendapat kesulitan ,oleh karena objek penyelidikannya adlah abstrak ,yang tidak dapat diselidiki secara langsung,tetapi diselidiki keaktifannya yang terlibat melalui manifestasi tingkah laku atau perbuatan. Dapat dimisalkan bila kita mempelajari tentang angina,objeknya sendiri secara langsung tidak dapat dilihat ,namun dari keaktifannya ,bila ada daun yang bergerak atau debu beterbangan ,maka jelas ada ,seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa.
Jadi dalam mempelajari psikologi ini,kita akan membatasi diri pada tingkah laku manusia,karena manusia adalah makhluk tuhan tertinggi derajatnya diantara makhluk-makhluk yang lain.

a.      Metode – Metode Psikologi Sosial
Dalam psikologi sosial ada beberapa metode yang dilakukan secara empiris tidak seperti ketika psikologi sosial hanya dipikir dan direnungkan tanpa bukti dan fakt-fakta yang jelas, ada beberapa metode yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
1.        Metode Eksperimen
Wilhem Wundt adalah yang pertama memakai dam mendasarkan metode ini kedalam psikologi sosial secara ilmiah, dalam metode ini ada beberapa syarat yang diajukan oleh Wilhem:
a.         kita harus dapat menetukan dengan tepat waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki
b.        kita harus dapat mengikuti langsung gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai pada akhirnya, dan kita harus mengamati dengan perhatian yang khusus
c.         tiap-tiap observasi (pengamatan) harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama
d.        kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat- syarat keadaan eksperimen Maksud metode ini memanglah untuk menimbulkan dengan sengaja suatu gejala guna dapat menyelidiki berlangsungnya dengan persiapan yang cukup dan perhatian yang khusus.
2.        Metode Survey
Dalam metode ini penyelidik mengumpulkan keterangan- keterangan seluas mungkin mengenai kelompok tertentu yang ingin dia selidiki, kebiasaan survey yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan angket untuk mendapatkan keterangan
3.        Metode Diagnotik-Psikis
Dalam mengumpulkan beberapa keterangan biasanay penyelidik tidak melakuakan dengan biasa, kadang perlu dilakukan uji test-test psikolgi yang dapat menggambarkan segi-segi psikologi yang lebih dalam mendapat keterangan.
4.        Metode Sosiometri
Morena adalah orang yang berjasa dalam metode ini karena dialah yang menemukannya, yang mana metode ini merupakan metode baru dalam ilmu sosial dan terfokus untuk meneliti “intra-group- relations” atau saling berhubungan antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok.

b.  Oyek Studi Dan Ruang Lingkup Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia[4].
2.      Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya[5]
Dalam resume ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.        Psikologi Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)[6].
Macam-macam psikologi umum :
a.    Psikologi perkembangan
Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.



b.    Psikologi sosial
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c.    Psikologi pendidikan
Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
d.   Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
e.    Psikopatologi Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal
f.     Psikologi Kriminil
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
g.    Psikologi perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan

2.        Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
Tujuan Psikologi Sosial Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran Psikologi Sosial bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan Pendidikan Nasional pada tataran operasional dijbarkan dalam tujuan institusioanl tiap jenis dan jenjeang pendidikan . selanjutnay pencapaian tujuan institusional ini, secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Akhirnay tujuan kurikuler ini, secara praktis operasional dijabarkan dalam tuuan instruksional atau tujuan pembelajaran.dalam sub bahasan ini, dibatasi pada uraian tuuan kurikuler bidang studi Psikologi Sosial. Tujuan kurikuler Psikologi Sosial yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi lima tujuan berikut.
1.      Membekali peserta didik dengan pengetahuan Psikologi Sosial sehinggat tidak terpenagruh, tersugesti, atau terpengaruh oleh situasi sosial yang selamanya tidak bernilai baik.
2.      Membekali peserta didik dengan kemampuan memngiudentifikasi, mengnalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah-masalah sosial secara teap dan sisitematis mengenai proses kejiwaan yang berhubuunagn dengan kehidupn bersama.
3.      Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi denagn sesama warga masyarakat sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan pengrahan kepada tujuan denagn sebaik-baiknya.
4.      Membekali peserta didik dengan kesadaran terhadap lingkungan sosial sehingga mampu merubah sifat dan sikap sosialnya.
5.      Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu, dan perkembangan teknologi.
Kelima tujuan di atas menjadi tanggung jawab yang harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum Psikologi Sosial di berbagai lembaga pendidikan. Tentu dengan keluasan, kedalaman, dan bobot yangs sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,situasi massa dan sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya. Sedangkan metode sosial antara lain :
a) Metode Eksperimen,
b) Metode survey,
c) Metode Observasi,
d) Metode diagnostik – psychis,
e) Metode Sosiometri.

B.       Saran
Untuk meningkatkan rasa Sosial maka Ilmu Psikologi sosial tidak hanya di pelajari oleh mahasiswa tapi di aplikasikan dalam hidupnya.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Semarang : Rineka Cipta
Poernadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka
Rama, Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia
Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara







[1] Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hal.1

[2] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta, 1991), hal.4
[3] Abu Ahmadi, ibid, hal.5
[4] Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003), hal.41
[5] Alex Sobur, ibid, hal.42
[6] Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.41