Suatu hari Tono mengeluh sikutnya sakit... Budi temannya kasih saran untuk periksa ke komputer dokter yang ada di toko obat...
Komputer dokter itu canggih bisa diagnosa bermacam penyakit. Jauh lebih cepat dan lebih murah dari dokter biasa.
"Gampang... Kamu tuangkan sampel urine (pipis). Nanti komputer itu langsung diagnosa, dan kasih tahu kamu harus lakukan apa. Biayanya murah cuman Rp.2.000,- kok...."
Tono: "Murah juga ya bro. Boleh juga tuh..".
Tono niat ingin periksa. Di rumah dia isi kantong plastik dengan urine-nya terus pergi deh dia ke toko obat...
Di komputer dia masukkan uang Rp. 2.000. Terus dia tuangkan urine-nya ke komputer.
Komputer langsung proses. Keluarkan suara-suara aneh dan kedap-kedip. Ga lama muncul bunyi "BEEP"...
Keluar deh kertas kecil print-out tertulis :
"Sakit di sikutmu karena kamu kebanyakan main tennis. Bilas sikutmu tiap malam dengan air hangat. Jangan angkat beban yang berat. Dan semoga membaik dalam tiga pekan."
Tono: "Wow...."
Sampai rumah, Tono masih melongo takjub akan canggihnya komputer itu. Dia berpikir bahwa dunia kedokteran dan komputer sekarang ini sudah benar-benar edan canggih banget...
Timbul pikiran jahil.. "Hmm.. Bisa ga ya tuh komputer ditipu. Ah gue kerjain deh tuh komputer....."
Tono ambil kantong plastik baru. Dia isi air keran. Terus dia tambah urine (pipis) dari anjingnya, istrinya dan anak perempuannya. Terakhir Tono tambahkan sperma dari hasil dia masturbasi.
Dengan senyum cekikikan Tono kembali ke toko obat. Dia masukkan uang Ro, 2.000 terus dia tuangkan campuran air sampel nya ke komputer.. "Mampus lo.." katanya dalam hati..
Komputer proses. Keluarkan suara-suara aneh dan kedap-kedip. Terus keluar deh kertas kecil print-out:
"Air keran rumahmu sangat dingin. Sebaiknya kamu beli pemanas air. Anjingmu kena cacingan. Kasih anjingmu vitamin. Anakmu pakai nark0ba. Masukkan anakmu ke klinik rehab. Istrimu hamil lagi, bayi kembar laki. Tapi bukan dari hubungan denganmu. Cepat cari pengacara yang bagus. Dan kalau kamu tidak berhenti masturbasi, sikutmu yang sakit tidak akan sembuh lah."
Sumber: http://jokes.web.id/read/?r=1212084#ixzz3hA0rPz4s
Monday, July 27, 2015
Wednesday, July 22, 2015
GRAFTING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
“Budaya cinta tanaman
hias pada masyarakat dunia makin meluas” (Rukmana, 1997. p. 11). Budaya ini
juga sudah menjamah masyarakat Indonesia. Jika kita memperhatikan keadaan di
sekitar lingkungan kita, tidak jarang kita temui orang-orang yang mengkoleksi
tanaman hias dengan berbagai jenisnya. Memelihara tanaman hias tampaknya sudah
menjadi hobi bagi sebagian masyarakat. Mereka menjadi kreatif dalam merawat dan
membudidayakan tanaman mereka.
Dalam membudidayakan
tanaman hias, ada beberapa cara atau teknik yang bisa dilakukan. Hasil atau
keluaran yang didapat dari setiap cara pembudidayaan tanaman hias ini adalah
berbeda-beda. Jadi dalam memilih teknik membudidayakan atau mengembangbiakkan
harus disesuaikan dengan hasil yang ingin diperoleh dan jenis tanaman yang akan
dikembangbiakan. Misalnya saja jika kita ingin memperbanyak atau
mengembangbiakkan Adenium (Kamboja Jepang), kita dapat menggunakan teknik biji,
sambung, stek dan cangkok. Dari beberapa cara pembiakkan yang disebutkan
tersebut, teknik sambung adalah teknik yang paling sering digunakan.
Teknik menyambung ini
sering digunakan oleh para penggemar tanaman hias, terutama Adenium (Kamboja
Jepang), untuk menyempurnakan keunikan Adenium mereka. (Yuliati & Ruwanto,
2008). Kita pasti sering memperhatikan bentuk-bentuk Adenium yang unik dan
sangat menarik. Tentu saja Adenium-adenium tersebut tidak tumbuh seperti itu
dengan sendirinya, tentunya Adenium tersebut disambung oleh pemiliknya untuk
mendapatkan bentuk yang unik tersebut.
Dengan memiliki Adenium
yang unik dan menarik, akan menjadi kepuasan bagi para penggemar tanaman hias.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang teknik menyambung tersebut,
terutama teknik menyambung pada Adenium (Kamboja Jepang).
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.2.1 Apakah yang dimaksud
dengan menyambung atau grafting?
1.2.2 Apakah keunggulan dan
kelemahan dari menyambung atau grafting?
1.2.3 Bagaimanakah
langkah-langkah menyambung Adenium?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Menjelaskan tentang
menyambung atau grafting.
1.3.2 Memaparkan keunggulan
dan kelemahan dari menyambung atau grafting.
1.3.3 Menjelaskan
langkah-langkah menyambung Adenium.
D. Manfaat
Penulisan
Dengan adanya makalah
ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di perpustakaan untuk dijadikan
bahan bacaan, bahan skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
Makalah ini dapat
dijadikan referensi dalam membuat tugas khususnya yang berkaitan dengan
menyambung atau grafting.
Dengan dibuatnya makalah
ini, penulis dapat menambah wawasan mengenai pembuatan makalah dan menyambung
atau grafting.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menyambung (Grafting)
Penyambungan atau
grafting banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif,
artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak dilakukan pada jenis
tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga, jeruk, jambu dan juga
banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman hias. Kelihatannya tujuan utama
dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan
kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
Ada beberapa pengertian
menyambung yang dapat dijelaskan disini. Menurut Ariyantoro (2006) penyambungan
adalah menyatukan suatu pucuk atau batang (lebih dari satu mata tunas) yang
telah dipisahkan atau dipotong dari tanaman induk dengan tanaman lain yang
masih mempunyai perakaran. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa menyambung
adalah menggabungkan dua macam tanaman yang memiliki kekerabatan yang
dekat (Forum Tentor, 2009). Sumber lain yang menyatakan bahwa menyambung atau
grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga
tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpukan bahwa menyambung atau grafting adalah
teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas
dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai
kekerabatan yang dekat.
Secara garis besar
penyambungan dapat dibagi menjadi tiga golongan (Santoso, dkk).
v Sambung pucuk atau enten (grafting
atau scion grafting).
v Sambung susuan (grafting by approach
atau inarching), yaitu batang dan batang bawah masih tumbuh dengan akar
masing-masing.
v Sambung mata tunas (menempel atau
okulasi). Cara ini lebih tepat disebut menempel daripada menyambung.
Menurut Djoemairi (2006), adapun
alasan dan tujuan menyambung yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman adalah:
v Memperoleh bibit dalam jumlah banyak
dengan waktu yang relatif singkat
v Memperoleh bibit atau tanaman dengan
hasil dn kualitas yang sama dengan kualitas tanaman induknya
v Membentuk atau memperindah body dan
penampilan tanaman
v Membentuk atau menambah percabangan
v Mempercepat pertumbuhan batang atas
v Menyelamatkan tanaman yang dalam
keadaan sakit,tidak sehat, atau mengalami busuk akar atau bonggol
v Mengganti jenis bunga (batang atas)
dengan jenis lain apabila diperlukan
v Membentuk atau membuat kreasi atau
“karya seni” tanaman, misalnya dengan melakukan penyambungan pada akar atau
bonggol.
Penyambungan
ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara
batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang
terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan
budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena hanya satu tunas
digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah.
Mekanisme sambungan pada penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan
nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel meristematik. Lalu
kalus yang dihasilkan oleh sel parenkim yang saling menyatu dan membaur. Pada
akhirnya terbentuk jaringan/pembuluh dari kambium sehingga proses translokasi
dapat berlangsung. Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau
jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak sehingga
translokasi dapat terjadi dengan sempurna. Dalam penyambungan ada berbagai
metode dan teknik berbeda dan setip teknik memiliki keistimewaan tersendiri.
Sehingga memiliki tingkat keberhasilan mekanisme penyambungan yang berbeda.
Pada
saat penyambungan cadangan makanan pada batang atas di pergunakan untuk
pertumbuhan, sedangkan suply makanan dari batang bawah tidak bisa diteruskan ke
batang atas. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh
kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin
dekat family antar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang
atas serta pertautan dan presentasi keberhasilan lebih tinggi.
Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan
bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui
sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang
mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara lain: tahan terhadap
serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air
tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari
tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang diinginkan.
Faktor
teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya
adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan
pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada
saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan
akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-benar baik agar
air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu
dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi
oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan
cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas
antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan (grafting) tanaman
adenium mengalami kegagalan penyambungan sehingga tidak tumbuh tunas baru,
tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor.
Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas
kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah
tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan
penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak
steril.
Pada
penyambungan dilakukan penutupan dengan plastik dengan tujuan agar bagian yang
disambung tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga dapat mengurangi
transpirasi sehinggatidak terjadi pembusukan pada batang dan Kalus
yang berperan dalam penyambungan tidak rusak akibat pembusukan yang
disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik melalui embun meupun hujan.
Selain itu penutupan pada batang yang disambung juga dapat
melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan yang dapat
mengakibatkan kegagalan pada proses penyambungan.
Jenis
penyambungan ada dua macam yaitu grafting dan budding. Penyambungan
merupakan sistem perbanyakan secara vegetatif yang menggunakan batang bawah dan
batang atas dari satu famili. Cara penyambungan dilakukan karena lebih efektif
dan efisien dan mempunyai keuntungan diantaranya mengekalkan sifat-sifat klon
yang baik, dapat memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan
terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, tahan terhadap temperatur yang
rendah, atau gangguan dalam tanah. Dalam penyambungan ada berbagai macam teknik
yang dapat dilakukan, dan setiap teknik memiliki keistimewaan tersendiri.
Beberapa teknik penyambungan yang dapat dilakukan antar lain yaitu
a)
Penyambungan/grafting
v
Grafting V
adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang
atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih kuat dan kedua batang dengan
mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Namun kekurangan dari teknik ini
adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang memiliki diameter mirip.
b)
Penyambungan/grafting
sisip
Sambung
sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih
dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mudah adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel
adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk
areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu. Namun kekuranagn sambung dengan
huruf V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang
bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu bila batang
bawah lebih besar dibanding batang atas atau entrees dapat dilakukan dengan
cara sambung sisip.
c)
Penyambungan/grafting
sisip satu mata
Penyambungan
satu mata, adalah salah satu cara penyambungan yang memiliki kelebihan karena
memiliki efisiensi yang baik, yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat,
dengan keterbatasan entrees yang dimiliki. Kekurangan dari teknik ini adalah
dibutuhkan sumber daya manusia atau teknik yang lebih rumit karena harus serba
hati-hati karena lebih sensitive.
d)
Penyambungan/grafting
ala vietnam
Penyambungan
ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut ditemukan dan biasa
dilakukan di vietnam. Kelebihan penyambungan ini adalah cara yang paling mudah
untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk
huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara
identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang
bawah. Namun kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila
batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk
entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus
tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari praktikum, proses penyambungan dengan
menghilangkan daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan cara pengupiran maupun menyisakan dua helai daun, hal
tersebut menunjukkan bahwa penyambungan dengan menghilangkan daun lebih efektif
karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga
prosentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil,
sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan
luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan
atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan
yang dilakukan dengan menyisakan dua helai daun memiliki prosentase keberhasilan
lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan
mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, dan berdasarkan data
prosentase keberhasilan lebih kecil lagi pada proses penyambungan dengan cara
pengupiran. Hal tersebut dikarenakan prosentase kebusukan lebih besar.
B. Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
Menurut Ashari (1995)
pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan
tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas
dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah,
dan (4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono
(2002), Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan
batang bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm,
sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20
cm dan 1,10 cm saja.
Pengaruh batang atas
terhadap batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut
timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.
Perbanyakan Batang Bawah Batang bawah ada yang berasal dari semai
generatif dan dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih
menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari pohon
induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik
tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman
batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat
mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Selain pengaruh batang
atas dan batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi
keberhasilan dalam Grafting, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti
suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan
penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang
menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan
dan kelembapan yang tinggi (Santoso, 2006).
C. Keunggulan
dan Kelemahan dari Menyambung atau Grafting
Menurut Suwandi (2005), keunggulan dan
kelemahan dari menyambung dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Keunggulan
Menyambung atau Grafting
v
Mengekalkan
sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya
seperi stek, cangkok, dll
v
Bisa
memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan
tanah yang tidak menguntungkan, temperature yang rendah, atau gangguan lain
yang terdapat dalam tanah
v
Memperbaiki
jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan
dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki
v
Dapat
mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan mempercepat
pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman kehutanan).
b.
Kelemahan
Menyambung atau Grafting
v
Bagi
tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup
angin kencang
v
Tingkat
keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah
D. Langkah-langkah
Menyambung Adenium
Pada Adenium, penyambungan biasanya
dilakukan untuk menghasilkan satu Adenium dengan warna atau jenis bunga yang
berbeda. Misalnya Adenium yang berwarna putih disambung dengan Adenium yang
berwarna merah. Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau saat
kelembapan udara tidak terlalu tinggi. Namun, penyambungan bisa saja dilakukan
pada musim hujan asalkan dilakukan di dalam ruangan tertutup seperti green
house (Yuliati & Ruwanto, 2008).
v
Langkah-langkah
Menyambung Adenium
Menurut
Suwandi, sebelum melaksanakan kegiatan grafting ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah :
a.
Batang
bawah (rootstock) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·
Mempunyai
daya adaptasi seluas mungkin, artinya tanaman itu kompatibel dengan berbagai
varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai jenis dalam satu
genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan dua tanaman untuk
membentuk sambungan (buding atau grafting) dengan baik dan sambungan dua
tanaman ini mampu tumbuh dengan baik.
·
Mempunyai
perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang ada
didalam tanah.
·
Kecepatan
tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang digunakan, dengan demikian diharapkan
batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang atas.
·
Tidak
mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun kuantitas buah
(tanaman buah-buahan) atau kayu (tanaman kehutanan) pada tanaman yang terbentuk
sebagai hasil sambungan.
·
Mempunyai
batang yang kuat dan kokoh.
b.
Batang
atas (Scion) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·
Cabang
dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan
penyakit.
·
Bentuk
cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau
lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter paling besar ± 1
cm.
·
Cabang
dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, misalnya
berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan) berbatang
lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan).
·
Bisa
menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.
c.
Pemilihan
Scion (batang atas)
·
Pemilihan
sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang sifatnya benar-benar
seperti yang dikehendaki.
·
Pilih
cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus, diameternya
disesuaikan dengan batang bawahnya (rootstock) yang umum digunakan berdiameter
kuran lebih 1 cm.
·
Hindari
cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan.
·
Pilih
cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan
hama.
·
Usahakan
pengamanan scion pada pagi hari sebelum tengah hari.
Setelah semua
persyaratan yang disebutkan di atas terpenuhi, penyambungan siap dilakukan.
Adapun alat dan bahan serta langkah-langkah penyambungan yang telah dilakukan
oleh penulis adalah:
Alat
dan Bahan
§ Alat
1. Gunting
2. Pisau
3. Papan kayu untuk alas pemotongan scion
· Bahan
1. Tali raffia atau selotip
2. Kantong plastik
Langkah
Penyambungan
Di bawah ini adalah rincian
pelaksanaan kegiatan penyambungan atau grafting yang telah dilaksanakan oleh
penulis.
a.
Potong
scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat
miring pangkal scion dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai
berulang-ulang.
b.
Potong
rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan
c.
Sambungkan
scion pada rootstock dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium
rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan
batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya
kambium bisa bersatu,
d.
Ikat
sambungan dengan selotip atau atau tali rafia, sehingga
kambiumnya dapat melekat erat.
e.
Setelah
itu sambungan dibungkus kantong plastik yang transparan bening,
yaitu untuk menjaga kestabilan suhu
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Menyambung atau grafting
adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan
batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih
mempunyai kekerabatan yang dekat. Pembiakkan dengan cara menyambung ini
mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri. Tujuan utama dari perbanyakan
melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta
sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya. Banyak tanaman yang bisa
disambung, salah satunya adalah Adenium.
Sebelum melakukan
penyambungan pada Adenium, banyak hal yang perlu diperhatikan agar penyambungan
berhasil. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
menyiapkan batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) yang
sesuai agar sambungan yang dibuat dapat tumbuh sesuai dengan keinginan. Setelah
penulis melakukan penyambungan pada Adenium, hasil yang didapatkan adalah
sambungan Adenium tumbuh dengan baik, dengan kata lain penyambungan Adenium
yang dilakukan oleh penulis berhasil.
B. Saran
Jika ingin mendapatkan
sebuah Adenium yang tumbuh dengan baik sesuai keinginan, disarankan menggunakan
teknik menyambung. Dengan teknik menyambung, akan dihasilkan sebuah Adenium
yang unik dan menarik
DAFTAR PUSTAKA
Djoemairi, S. 2006. Adenium Cantik dan Unik dengan Teknik
Penyambungan. Kanisus. Yokyakarta.
Endan,
J. 2002. Tanaman Buah Kombinasi.
PT Agro Media Pustaka. Tanggerang.
Firman, C dan Ruskandi.
2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan
Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Adenium .Buletin
Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.
http://rezer-adt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html
MAKALAH PSIKOLOGI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan resume ini, yang
berjudul: “Pengertian dan Ruang
Lingkup Psikologi Sosial”
Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu agama Islam.
Walaupun
penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya Makalah ini,
penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan
sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya
membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.
Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Ya Rabbal ‘Alamin
Metro,
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Psikologi sosial adalah suatu studi
tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini
pada umumnya adalah para ahlipsikologi atau sosiologi,
walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.
Psikologi sosial sempat dianggap tidak
memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi
modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah
memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa
dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan
yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa
untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan
situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para
ahli riset dalam bidang psikologi dan sosiologi cenderung memiliki perbedaan
dalam hal tujuan, pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih
menyukai jurnal akademik danmasyarakat profesional yang
berbeda. Periode kolaborasi yang paling utama antara para ahli sosiologi dan
psikologi berlangsung pada tahun-tahun tak lama setelah Perang Dunia II.[2] Walaupun
ada peningkatan dalam hal isolasi dan spesialisasi dalam beberapa tahun
terakhir, hingga tingkat tertentu masih terdapat tumpang tindih dan pengaruh di
antara kedua disiplin ilmu tersebut.
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan
Pengertian, ruang lingkup Psikologi Sosial dan metode – metode Pisikologi
Sosial pada mahasiswa sebagai bahan kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PSIKOLOGI
“Psikologi” berasal dari perkataan
Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan.
Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun
latar belakangnya, atau disebut dengan ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu
kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya
jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya :
insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah
nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah
yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian
perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan
manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di
mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses
belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan
jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan
baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi
kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung
pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan[1]
Psikologi sendiri mempunyai banyak
pengertian, diantaranya :
1. Kamus
Paedagogik menyatakan bahwa : “Psikologi Sosial ialah ilmu jiwa yang
mempelajari gejala-gejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan
sebagainya. Lawannya : Psikologi individu (orang-orang).”
2. Menurut
Chaplin psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan,
juga penyelidikan terhadap organism dalam segala ragam dan kerumitannya ketika
mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan
yang mengubah lingkungan.
3. Menurut
Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia.
4. Menurut
Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hakekat jiwa serta prosesnya[2]
5. Hubert
Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi sosial adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.“ Definisi ini
menunjukkan bahwa Bonner lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu,
bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku inilah yang menjadi pokok atau sasaran
utama dalam mempelajari psikologi sosial.
6. A.M.
Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie” merumuskan bahwa :
“Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
individu manusia sebagai anggota suatu masyarakat.” Chorus memberikan definisi
tersebut dengan kesadaran bahwa setiap manusia yang normal akan hidup dan
berhubungan bersama dengan masyarakat.
7. Sherif
& Sherif dalam bukunya “An Outline of Social Psychology” memberikan
definisi sebagai berikut : “ psokologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu manusia dalam kaitannya dengan
situasi-situasi perangsang sosial.” Dalam defi\nisi ini, tingkah laku telah
dihubungkan dengan situasi-situasi perangsang sosial.
8. Roueck
and Warren dalam bukunya “Sociology” memberikan batasan bahwa :”Psikologi
sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psycholois daripada
tinghkah laku manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.” Dalalm sefinsi
ini telah dinyatakan bahwa interaksi amnusia telah nyata pengaruhnya pada
tinghkah laku manusia.
9. Boring,
Langveld, and Weld dalam bukunya “ Foundations of Psychology” berpendapat
bahwa: “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia
dalam kelompokknya dan hubungan antara manusia dengan manusia.”
10. Kimball
Young (1956) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah studi tentang proses
interaksiindividu manusia.”
11. Krech,
Crutchfield, dan Ballachey (1962) menytakn bahwa : “Psikologi sosial adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku individu di dlaam masyarakat.”
12. Joseph
E. Mc. Grath (1965) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang
menyelidiki tingkah laku manusia sebagaiman dipengaruhi oleh kehadiran,
keyakinan, tindakan, dan lambang-lambang dari orang lain.”
13. Gordon
W. Allport (1968) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha mengerti dan menerangkan bagaimanan pikiran, perasaan, dan
tingkah ;laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran
orang lain.”
14. Secord
dann Backman (1974) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang
mempelajari individu dalam kontek sosial.”
15. W.A.
Gerunagn menyatakan bahwa : “ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu m\anusia
seperti yang dipengaruhi atau ditimbulakn oleh situasi-situasi sosial.”
16. Menurut
Clifford T. Morgan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dan hewan.
Pengertian psikologi diatas menunjukkan
beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada
adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas
kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak
dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat
dilepaskan dari lingkungannya[3]
B.
Ruang
Lingkup Psikologi sosial
Ditinjau
dari segi objeknya,psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar,yaitu:
a.
Psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari manusia
b.
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari
hewan,yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan
Kesulitan
lain dalam pembentukan teori psikologi social adalah menentukan ruang lingkup
suatu teori seperti berikut ini:
a)
jangkauan penerapan (comprehensiveness),
yaitu untuk berapa banyak (macam) fenomena atau kepribadian teori ini dapat
diterapkan.
b)
Keterbatasan ,yaitu sampai dimana perlu
diberikan prasyarat pada kondisi dimana fenomena itu timbul agar suatu teori
dapat dinyatakan berlaku.
c)
Keumuman (generality),sampai dimana
teori bias diperluas untuk mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam
fenomena awal yang dijadikan dasar untuk penyusunan teori yang bersangkutan.
Sebagaimana
ilmu-ilmu yang lain,psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu gejala atau
fenomena.dengan mengerti suatu fenomena,kita dapat membuat peramalan-peramalan
tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana hal itu akan
terjadi. Selanjutnya , dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu,kita dapat
mengendalikan fenomenaitu sampai batas-batas tertentu. Inilah sebetulnya tujuan
dari ilmu,termasuk psikologi sosial. (namun,tentu saja tidak selalu kalau kita
bisa mengontrol suatu gejala maka kita sudah mengerti betul tentang gejala itu.
Seorang pengemudi mobil misalnya,dapat mengendalikan mobilnya tanpa ia mengrti
betul tentang mekanisme yang menggerakkan mobil tersebut).
Psikologi yang dipelajari secara praktis
dapat dipraktekan dalam bermacam-macam bidang ,misalnya dalam bidang
pendidikan,dalam bidang indrusti atau perusahaan dan sebagainya. Psikologi yang
berusaha mempelajari jiwa manusia, ternyata banyak mendapat kesulitan ,oleh
karena objek penyelidikannya adlah abstrak ,yang tidak dapat diselidiki secara
langsung,tetapi diselidiki keaktifannya yang terlibat melalui manifestasi
tingkah laku atau perbuatan. Dapat dimisalkan bila kita mempelajari tentang
angina,objeknya sendiri secara langsung tidak dapat dilihat ,namun dari
keaktifannya ,bila ada daun yang bergerak atau debu beterbangan ,maka jelas ada
,seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa.
Jadi dalam mempelajari psikologi
ini,kita akan membatasi diri pada tingkah laku manusia,karena manusia adalah
makhluk tuhan tertinggi derajatnya diantara makhluk-makhluk yang lain.
a.
Metode
– Metode Psikologi Sosial
Dalam
psikologi sosial ada beberapa metode yang dilakukan secara empiris tidak
seperti ketika psikologi sosial hanya dipikir dan direnungkan tanpa bukti dan
fakt-fakta yang jelas, ada beberapa metode yang dikemukakan oleh beberapa ahli
:
1.
Metode Eksperimen
Wilhem
Wundt adalah yang pertama memakai dam mendasarkan metode ini kedalam psikologi
sosial secara ilmiah, dalam metode ini ada beberapa syarat yang diajukan oleh
Wilhem:
a.
kita harus dapat menetukan dengan tepat
waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki
b.
kita harus dapat mengikuti langsung
gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai pada akhirnya, dan kita
harus mengamati dengan perhatian yang khusus
c.
tiap-tiap observasi (pengamatan) harus
dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama
d.
kita harus mengubah-ubah dengan sengaja
syarat- syarat keadaan eksperimen Maksud metode ini memanglah untuk menimbulkan
dengan sengaja suatu gejala guna dapat menyelidiki berlangsungnya dengan persiapan
yang cukup dan perhatian yang khusus.
2.
Metode Survey
Dalam
metode ini penyelidik mengumpulkan keterangan- keterangan seluas mungkin
mengenai kelompok tertentu yang ingin dia selidiki, kebiasaan survey yang
digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan angket untuk mendapatkan
keterangan
3.
Metode Diagnotik-Psikis
Dalam
mengumpulkan beberapa keterangan biasanay penyelidik tidak melakuakan dengan
biasa, kadang perlu dilakukan uji test-test psikolgi yang dapat menggambarkan
segi-segi psikologi yang lebih dalam mendapat keterangan.
4.
Metode Sosiometri
Morena
adalah orang yang berjasa dalam metode ini karena dialah yang menemukannya,
yang mana metode ini merupakan metode baru dalam ilmu sosial dan terfokus untuk
meneliti “intra-group- relations” atau saling berhubungan antara anggota
kelompok di dalam suatu kelompok.
b. Oyek Studi Dan Ruang Lingkup Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu
:
1. Objek
Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu
unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek
material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai,
ide-ide). Objeknya yaitu manusia[4].
2. Objek
formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari
segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang
dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat.
Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan
melihat dari matanya[5]
Dalam
resume ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau
psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan
manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Psikologi Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang
menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis
manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)[6].
Macam-macam psikologi umum :
a. Psikologi
perkembangan
Psikolgi
yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang
mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ),
psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.
b. Psikologi
sosial
Psikologi
yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c. Psikologi
pendidikan
Psikologi
yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar
dan sebagainya.
d. Psikologi
kepribadian dan tipologi
Psikologi
yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe
kepribadian manusia.
e. Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman
atau abnormal
f. Psikologi
Kriminil
Psikologi
yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
g. Psikologi
perusahaan
Psikologi
yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan
2.
Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.
Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam
psikologi khusus.
Tujuan
Psikologi Sosial Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan
pembelajaran Psikologi Sosial bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara
hirarki, tujuan Pendidikan Nasional pada tataran operasional dijbarkan dalam
tujuan institusioanl tiap jenis dan jenjeang pendidikan . selanjutnay
pencapaian tujuan institusional ini, secara praktis dijabarkan dalam tujuan
kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Akhirnay tujuan kurikuler ini, secara
praktis operasional dijabarkan dalam tuuan instruksional atau tujuan
pembelajaran.dalam sub bahasan ini, dibatasi pada uraian tuuan kurikuler bidang
studi Psikologi Sosial. Tujuan kurikuler Psikologi Sosial yang harus dicapai
sekurang-kurangnya meliputi lima tujuan berikut.
1. Membekali
peserta didik dengan pengetahuan Psikologi Sosial sehinggat tidak terpenagruh,
tersugesti, atau terpengaruh oleh situasi sosial yang selamanya tidak bernilai
baik.
2. Membekali
peserta didik dengan kemampuan memngiudentifikasi, mengnalisa dan menyusun alternatif
pemecahan masalah-masalah sosial secara teap dan sisitematis mengenai proses
kejiwaan yang berhubuunagn dengan kehidupn bersama.
3. Membekali
peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi denagn sesama warga masyarakat
sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan
pengrahan kepada tujuan denagn sebaik-baiknya.
4. Membekali
peserta didik dengan kesadaran terhadap lingkungan sosial sehingga mampu
merubah sifat dan sikap sosialnya.
5. Membekali
peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi
sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan
ilmu, dan perkembangan teknologi.
Kelima
tujuan di atas menjadi tanggung jawab yang harus dicapai dalam pelaksanaan
kurikulum Psikologi Sosial di berbagai lembaga pendidikan. Tentu dengan keluasan,
kedalaman, dan bobot yangs sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang
dilaksanakan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan
cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan
tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi
sosial, seperti situasi kelompok,situasi massa dan sebagainya termasuk di
dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya. Sedangkan metode sosial
antara lain :
a) Metode
Eksperimen,
b) Metode
survey,
c) Metode
Observasi,
d) Metode
diagnostik – psychis,
e) Metode
Sosiometri.
B.
Saran
Untuk
meningkatkan rasa Sosial maka Ilmu Psikologi sosial tidak hanya di pelajari
oleh mahasiswa tapi di aplikasikan dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 1991. Psikologi Umum. Semarang : Rineka Cipta
Poernadarminta.
1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka
Rama,
Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Sobur,
Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia
Sujanto,
Agus. 2001. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
Subscribe to:
Posts (Atom)