BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
“Budaya cinta tanaman
hias pada masyarakat dunia makin meluas” (Rukmana, 1997. p. 11). Budaya ini
juga sudah menjamah masyarakat Indonesia. Jika kita memperhatikan keadaan di
sekitar lingkungan kita, tidak jarang kita temui orang-orang yang mengkoleksi
tanaman hias dengan berbagai jenisnya. Memelihara tanaman hias tampaknya sudah
menjadi hobi bagi sebagian masyarakat. Mereka menjadi kreatif dalam merawat dan
membudidayakan tanaman mereka.
Dalam membudidayakan
tanaman hias, ada beberapa cara atau teknik yang bisa dilakukan. Hasil atau
keluaran yang didapat dari setiap cara pembudidayaan tanaman hias ini adalah
berbeda-beda. Jadi dalam memilih teknik membudidayakan atau mengembangbiakkan
harus disesuaikan dengan hasil yang ingin diperoleh dan jenis tanaman yang akan
dikembangbiakan. Misalnya saja jika kita ingin memperbanyak atau
mengembangbiakkan Adenium (Kamboja Jepang), kita dapat menggunakan teknik biji,
sambung, stek dan cangkok. Dari beberapa cara pembiakkan yang disebutkan
tersebut, teknik sambung adalah teknik yang paling sering digunakan.
Teknik menyambung ini
sering digunakan oleh para penggemar tanaman hias, terutama Adenium (Kamboja
Jepang), untuk menyempurnakan keunikan Adenium mereka. (Yuliati & Ruwanto,
2008). Kita pasti sering memperhatikan bentuk-bentuk Adenium yang unik dan
sangat menarik. Tentu saja Adenium-adenium tersebut tidak tumbuh seperti itu
dengan sendirinya, tentunya Adenium tersebut disambung oleh pemiliknya untuk
mendapatkan bentuk yang unik tersebut.
Dengan memiliki Adenium
yang unik dan menarik, akan menjadi kepuasan bagi para penggemar tanaman hias.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang teknik menyambung tersebut,
terutama teknik menyambung pada Adenium (Kamboja Jepang).
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.2.1 Apakah yang dimaksud
dengan menyambung atau grafting?
1.2.2 Apakah keunggulan dan
kelemahan dari menyambung atau grafting?
1.2.3 Bagaimanakah
langkah-langkah menyambung Adenium?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Menjelaskan tentang
menyambung atau grafting.
1.3.2 Memaparkan keunggulan
dan kelemahan dari menyambung atau grafting.
1.3.3 Menjelaskan
langkah-langkah menyambung Adenium.
D. Manfaat
Penulisan
Dengan adanya makalah
ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di perpustakaan untuk dijadikan
bahan bacaan, bahan skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
Makalah ini dapat
dijadikan referensi dalam membuat tugas khususnya yang berkaitan dengan
menyambung atau grafting.
Dengan dibuatnya makalah
ini, penulis dapat menambah wawasan mengenai pembuatan makalah dan menyambung
atau grafting.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menyambung (Grafting)
Penyambungan atau
grafting banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif,
artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak dilakukan pada jenis
tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga, jeruk, jambu dan juga
banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman hias. Kelihatannya tujuan utama
dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan
kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
Ada beberapa pengertian
menyambung yang dapat dijelaskan disini. Menurut Ariyantoro (2006) penyambungan
adalah menyatukan suatu pucuk atau batang (lebih dari satu mata tunas) yang
telah dipisahkan atau dipotong dari tanaman induk dengan tanaman lain yang
masih mempunyai perakaran. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa menyambung
adalah menggabungkan dua macam tanaman yang memiliki kekerabatan yang
dekat (Forum Tentor, 2009). Sumber lain yang menyatakan bahwa menyambung atau
grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga
tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpukan bahwa menyambung atau grafting adalah
teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas
dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai
kekerabatan yang dekat.
Secara garis besar
penyambungan dapat dibagi menjadi tiga golongan (Santoso, dkk).
v Sambung pucuk atau enten (grafting
atau scion grafting).
v Sambung susuan (grafting by approach
atau inarching), yaitu batang dan batang bawah masih tumbuh dengan akar
masing-masing.
v Sambung mata tunas (menempel atau
okulasi). Cara ini lebih tepat disebut menempel daripada menyambung.
Menurut Djoemairi (2006), adapun
alasan dan tujuan menyambung yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman adalah:
v Memperoleh bibit dalam jumlah banyak
dengan waktu yang relatif singkat
v Memperoleh bibit atau tanaman dengan
hasil dn kualitas yang sama dengan kualitas tanaman induknya
v Membentuk atau memperindah body dan
penampilan tanaman
v Membentuk atau menambah percabangan
v Mempercepat pertumbuhan batang atas
v Menyelamatkan tanaman yang dalam
keadaan sakit,tidak sehat, atau mengalami busuk akar atau bonggol
v Mengganti jenis bunga (batang atas)
dengan jenis lain apabila diperlukan
v Membentuk atau membuat kreasi atau
“karya seni” tanaman, misalnya dengan melakukan penyambungan pada akar atau
bonggol.
Penyambungan
ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara
batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang
terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan
budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena hanya satu tunas
digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah.
Mekanisme sambungan pada penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan
nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel meristematik. Lalu
kalus yang dihasilkan oleh sel parenkim yang saling menyatu dan membaur. Pada
akhirnya terbentuk jaringan/pembuluh dari kambium sehingga proses translokasi
dapat berlangsung. Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau
jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak sehingga
translokasi dapat terjadi dengan sempurna. Dalam penyambungan ada berbagai
metode dan teknik berbeda dan setip teknik memiliki keistimewaan tersendiri.
Sehingga memiliki tingkat keberhasilan mekanisme penyambungan yang berbeda.
Pada
saat penyambungan cadangan makanan pada batang atas di pergunakan untuk
pertumbuhan, sedangkan suply makanan dari batang bawah tidak bisa diteruskan ke
batang atas. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh
kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin
dekat family antar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang
atas serta pertautan dan presentasi keberhasilan lebih tinggi.
Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan
bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui
sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang
mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara lain: tahan terhadap
serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air
tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari
tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang diinginkan.
Faktor
teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya
adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan
pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada
saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan
akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-benar baik agar
air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu
dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi
oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan
cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas
antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan (grafting) tanaman
adenium mengalami kegagalan penyambungan sehingga tidak tumbuh tunas baru,
tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor.
Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas
kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah
tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan
penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak
steril.
Pada
penyambungan dilakukan penutupan dengan plastik dengan tujuan agar bagian yang
disambung tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga dapat mengurangi
transpirasi sehinggatidak terjadi pembusukan pada batang dan Kalus
yang berperan dalam penyambungan tidak rusak akibat pembusukan yang
disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik melalui embun meupun hujan.
Selain itu penutupan pada batang yang disambung juga dapat
melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan yang dapat
mengakibatkan kegagalan pada proses penyambungan.
Jenis
penyambungan ada dua macam yaitu grafting dan budding. Penyambungan
merupakan sistem perbanyakan secara vegetatif yang menggunakan batang bawah dan
batang atas dari satu famili. Cara penyambungan dilakukan karena lebih efektif
dan efisien dan mempunyai keuntungan diantaranya mengekalkan sifat-sifat klon
yang baik, dapat memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan
terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, tahan terhadap temperatur yang
rendah, atau gangguan dalam tanah. Dalam penyambungan ada berbagai macam teknik
yang dapat dilakukan, dan setiap teknik memiliki keistimewaan tersendiri.
Beberapa teknik penyambungan yang dapat dilakukan antar lain yaitu
a)
Penyambungan/grafting
v
Grafting V
adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang
atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih kuat dan kedua batang dengan
mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Namun kekurangan dari teknik ini
adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang memiliki diameter mirip.
b)
Penyambungan/grafting
sisip
Sambung
sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih
dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mudah adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel
adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk
areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu. Namun kekuranagn sambung dengan
huruf V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang
bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu bila batang
bawah lebih besar dibanding batang atas atau entrees dapat dilakukan dengan
cara sambung sisip.
c)
Penyambungan/grafting
sisip satu mata
Penyambungan
satu mata, adalah salah satu cara penyambungan yang memiliki kelebihan karena
memiliki efisiensi yang baik, yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat,
dengan keterbatasan entrees yang dimiliki. Kekurangan dari teknik ini adalah
dibutuhkan sumber daya manusia atau teknik yang lebih rumit karena harus serba
hati-hati karena lebih sensitive.
d)
Penyambungan/grafting
ala vietnam
Penyambungan
ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut ditemukan dan biasa
dilakukan di vietnam. Kelebihan penyambungan ini adalah cara yang paling mudah
untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk
huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara
identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang
bawah. Namun kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila
batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk
entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus
tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari praktikum, proses penyambungan dengan
menghilangkan daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan cara pengupiran maupun menyisakan dua helai daun, hal
tersebut menunjukkan bahwa penyambungan dengan menghilangkan daun lebih efektif
karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga
prosentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil,
sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan
luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan
atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan
yang dilakukan dengan menyisakan dua helai daun memiliki prosentase keberhasilan
lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan
mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, dan berdasarkan data
prosentase keberhasilan lebih kecil lagi pada proses penyambungan dengan cara
pengupiran. Hal tersebut dikarenakan prosentase kebusukan lebih besar.
B. Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
Menurut Ashari (1995)
pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan
tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas
dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah,
dan (4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono
(2002), Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan
batang bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm,
sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20
cm dan 1,10 cm saja.
Pengaruh batang atas
terhadap batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut
timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.
Perbanyakan Batang Bawah Batang bawah ada yang berasal dari semai
generatif dan dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih
menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari pohon
induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik
tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman
batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat
mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Selain pengaruh batang
atas dan batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi
keberhasilan dalam Grafting, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti
suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan
penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang
menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan
dan kelembapan yang tinggi (Santoso, 2006).
C. Keunggulan
dan Kelemahan dari Menyambung atau Grafting
Menurut Suwandi (2005), keunggulan dan
kelemahan dari menyambung dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Keunggulan
Menyambung atau Grafting
v
Mengekalkan
sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya
seperi stek, cangkok, dll
v
Bisa
memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan
tanah yang tidak menguntungkan, temperature yang rendah, atau gangguan lain
yang terdapat dalam tanah
v
Memperbaiki
jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan
dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki
v
Dapat
mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan mempercepat
pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman kehutanan).
b.
Kelemahan
Menyambung atau Grafting
v
Bagi
tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup
angin kencang
v
Tingkat
keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah
D. Langkah-langkah
Menyambung Adenium
Pada Adenium, penyambungan biasanya
dilakukan untuk menghasilkan satu Adenium dengan warna atau jenis bunga yang
berbeda. Misalnya Adenium yang berwarna putih disambung dengan Adenium yang
berwarna merah. Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau saat
kelembapan udara tidak terlalu tinggi. Namun, penyambungan bisa saja dilakukan
pada musim hujan asalkan dilakukan di dalam ruangan tertutup seperti green
house (Yuliati & Ruwanto, 2008).
v
Langkah-langkah
Menyambung Adenium
Menurut
Suwandi, sebelum melaksanakan kegiatan grafting ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah :
a.
Batang
bawah (rootstock) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·
Mempunyai
daya adaptasi seluas mungkin, artinya tanaman itu kompatibel dengan berbagai
varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai jenis dalam satu
genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan dua tanaman untuk
membentuk sambungan (buding atau grafting) dengan baik dan sambungan dua
tanaman ini mampu tumbuh dengan baik.
·
Mempunyai
perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang ada
didalam tanah.
·
Kecepatan
tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang digunakan, dengan demikian diharapkan
batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang atas.
·
Tidak
mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun kuantitas buah
(tanaman buah-buahan) atau kayu (tanaman kehutanan) pada tanaman yang terbentuk
sebagai hasil sambungan.
·
Mempunyai
batang yang kuat dan kokoh.
b.
Batang
atas (Scion) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·
Cabang
dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan
penyakit.
·
Bentuk
cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau
lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter paling besar ± 1
cm.
·
Cabang
dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, misalnya
berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan) berbatang
lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan).
·
Bisa
menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.
c.
Pemilihan
Scion (batang atas)
·
Pemilihan
sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang sifatnya benar-benar
seperti yang dikehendaki.
·
Pilih
cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus, diameternya
disesuaikan dengan batang bawahnya (rootstock) yang umum digunakan berdiameter
kuran lebih 1 cm.
·
Hindari
cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan.
·
Pilih
cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan
hama.
·
Usahakan
pengamanan scion pada pagi hari sebelum tengah hari.
Setelah semua
persyaratan yang disebutkan di atas terpenuhi, penyambungan siap dilakukan.
Adapun alat dan bahan serta langkah-langkah penyambungan yang telah dilakukan
oleh penulis adalah:
Alat
dan Bahan
§ Alat
1. Gunting
2. Pisau
3. Papan kayu untuk alas pemotongan scion
· Bahan
1. Tali raffia atau selotip
2. Kantong plastik
Langkah
Penyambungan
Di bawah ini adalah rincian
pelaksanaan kegiatan penyambungan atau grafting yang telah dilaksanakan oleh
penulis.
a.
Potong
scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat
miring pangkal scion dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai
berulang-ulang.
b.
Potong
rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan
c.
Sambungkan
scion pada rootstock dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium
rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan
batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya
kambium bisa bersatu,
d.
Ikat
sambungan dengan selotip atau atau tali rafia, sehingga
kambiumnya dapat melekat erat.
e.
Setelah
itu sambungan dibungkus kantong plastik yang transparan bening,
yaitu untuk menjaga kestabilan suhu
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Menyambung atau grafting
adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan
batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih
mempunyai kekerabatan yang dekat. Pembiakkan dengan cara menyambung ini
mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri. Tujuan utama dari perbanyakan
melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta
sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya. Banyak tanaman yang bisa
disambung, salah satunya adalah Adenium.
Sebelum melakukan
penyambungan pada Adenium, banyak hal yang perlu diperhatikan agar penyambungan
berhasil. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
menyiapkan batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) yang
sesuai agar sambungan yang dibuat dapat tumbuh sesuai dengan keinginan. Setelah
penulis melakukan penyambungan pada Adenium, hasil yang didapatkan adalah
sambungan Adenium tumbuh dengan baik, dengan kata lain penyambungan Adenium
yang dilakukan oleh penulis berhasil.
B. Saran
Jika ingin mendapatkan
sebuah Adenium yang tumbuh dengan baik sesuai keinginan, disarankan menggunakan
teknik menyambung. Dengan teknik menyambung, akan dihasilkan sebuah Adenium
yang unik dan menarik
DAFTAR PUSTAKA
Djoemairi, S. 2006. Adenium Cantik dan Unik dengan Teknik
Penyambungan. Kanisus. Yokyakarta.
Endan,
J. 2002. Tanaman Buah Kombinasi.
PT Agro Media Pustaka. Tanggerang.
Firman, C dan Ruskandi.
2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan
Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Adenium .Buletin
Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.

No comments:
Post a Comment