Wednesday, July 22, 2015

GRAFTING

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
“Budaya cinta tanaman hias pada masyarakat dunia makin meluas” (Rukmana, 1997. p. 11). Budaya ini juga sudah menjamah masyarakat Indonesia. Jika kita memperhatikan keadaan di sekitar lingkungan kita, tidak jarang kita temui orang-orang yang mengkoleksi tanaman hias dengan berbagai jenisnya. Memelihara tanaman hias tampaknya sudah menjadi hobi bagi sebagian masyarakat. Mereka menjadi kreatif dalam merawat dan membudidayakan tanaman mereka.
Dalam membudidayakan tanaman hias, ada beberapa cara atau teknik yang bisa dilakukan. Hasil atau keluaran yang didapat dari setiap cara pembudidayaan tanaman hias ini adalah berbeda-beda. Jadi dalam memilih teknik membudidayakan atau mengembangbiakkan harus disesuaikan dengan hasil yang ingin diperoleh dan jenis tanaman yang akan dikembangbiakan. Misalnya saja jika kita ingin memperbanyak atau mengembangbiakkan Adenium (Kamboja Jepang), kita dapat menggunakan teknik biji, sambung, stek dan cangkok. Dari beberapa cara pembiakkan yang disebutkan tersebut, teknik sambung adalah teknik yang paling sering digunakan.
Teknik menyambung ini sering digunakan oleh para penggemar tanaman hias, terutama Adenium (Kamboja Jepang), untuk menyempurnakan keunikan Adenium mereka. (Yuliati & Ruwanto, 2008). Kita pasti sering memperhatikan bentuk-bentuk Adenium yang unik dan sangat menarik. Tentu saja Adenium-adenium tersebut tidak tumbuh seperti itu dengan sendirinya, tentunya Adenium tersebut disambung oleh pemiliknya untuk mendapatkan bentuk yang unik tersebut.
Dengan memiliki Adenium yang unik dan menarik, akan menjadi kepuasan bagi para penggemar tanaman hias. Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang teknik menyambung tersebut, terutama teknik menyambung pada Adenium (Kamboja Jepang).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.       
1.2.1  Apakah yang dimaksud dengan menyambung atau grafting?
1.2.2  Apakah keunggulan dan kelemahan dari menyambung atau grafting?
1.2.3  Bagaimanakah langkah-langkah menyambung Adenium?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1  Menjelaskan tentang menyambung atau grafting.
1.3.2  Memaparkan keunggulan dan kelemahan dari menyambung atau grafting.
1.3.3  Menjelaskan langkah-langkah menyambung Adenium.

D.     Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di perpustakaan untuk dijadikan bahan bacaan, bahan skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam membuat tugas khususnya yang berkaitan dengan menyambung atau grafting.
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis dapat menambah wawasan mengenai pembuatan makalah dan menyambung atau grafting.



BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Menyambung (Grafting)
Penyambungan atau grafting banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif, artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak dilakukan pada jenis tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga, jeruk, jambu dan juga banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman hias. Kelihatannya tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
Ada beberapa pengertian menyambung yang dapat dijelaskan disini. Menurut Ariyantoro (2006) penyambungan adalah menyatukan suatu pucuk atau batang (lebih dari satu mata tunas) yang telah dipisahkan atau dipotong dari tanaman induk dengan tanaman lain yang masih mempunyai perakaran. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa menyambung adalah menggabungkan dua macam tanaman yang memiliki kekerabatan yang dekat (Forum Tentor, 2009). Sumber lain yang menyatakan bahwa menyambung atau grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpukan bahwa menyambung atau grafting adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai kekerabatan yang dekat.
Secara garis besar penyambungan dapat dibagi menjadi tiga golongan (Santoso, dkk).
v  Sambung pucuk atau enten (grafting atau scion grafting).
v  Sambung susuan (grafting by approach atau inarching), yaitu batang dan batang bawah masih tumbuh dengan akar masing-masing.
v  Sambung mata tunas (menempel atau okulasi). Cara ini lebih tepat disebut menempel daripada menyambung.
Menurut Djoemairi (2006), adapun alasan dan tujuan menyambung yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman adalah:
v  Memperoleh bibit dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat
v  Memperoleh bibit atau tanaman dengan hasil dn kualitas yang sama dengan kualitas tanaman induknya
v  Membentuk atau memperindah body dan penampilan tanaman
v  Membentuk atau menambah percabangan
v  Mempercepat pertumbuhan batang atas
v  Menyelamatkan tanaman yang dalam keadaan sakit,tidak sehat, atau mengalami busuk akar atau bonggol
v  Mengganti jenis bunga (batang atas) dengan jenis lain apabila diperlukan
v  Membentuk atau membuat kreasi atau “karya seni” tanaman, misalnya dengan melakukan penyambungan pada akar atau bonggol.
Penyambungan ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah. Mekanisme sambungan pada penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel meristematik. Lalu kalus yang dihasilkan oleh sel parenkim yang saling menyatu dan membaur. Pada akhirnya terbentuk jaringan/pembuluh dari kambium sehingga proses translokasi dapat berlangsung. Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak sehingga translokasi dapat terjadi dengan sempurna. Dalam penyambungan ada berbagai metode dan teknik berbeda dan setip teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Sehingga memiliki tingkat keberhasilan mekanisme penyambungan yang berbeda.
Pada saat penyambungan cadangan makanan pada batang atas di pergunakan untuk pertumbuhan, sedangkan suply makanan dari batang bawah tidak bisa diteruskan ke batang atas. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat family antar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas  serta pertautan dan presentasi keberhasilan lebih tinggi. Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang diinginkan.
Faktor teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan (grafting) tanaman adenium mengalami kegagalan penyambungan sehingga tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan  ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril.
Pada penyambungan dilakukan penutupan dengan plastik dengan tujuan agar bagian yang disambung tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga dapat mengurangi transpirasi sehinggatidak terjadi pembusukan pada batang dan Kalus yang berperan dalam penyambungan tidak rusak akibat pembusukan yang disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik melalui embun meupun hujan. Selain itu  penutupan pada batang yang disambung juga dapat melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan yang dapat mengakibatkan kegagalan pada proses penyambungan.
Jenis penyambungan ada dua macam yaitu grafting dan budding. Penyambungan merupakan sistem perbanyakan secara vegetatif yang menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu famili. Cara penyambungan dilakukan karena lebih efektif dan efisien dan mempunyai keuntungan diantaranya mengekalkan sifat-sifat klon yang baik, dapat memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, tahan terhadap temperatur yang rendah, atau gangguan dalam tanah. Dalam penyambungan ada berbagai macam teknik yang dapat dilakukan, dan setiap teknik memiliki keistimewaan tersendiri. Beberapa teknik penyambungan yang dapat dilakukan antar lain yaitu
a)    Penyambungan/grafting v
Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, sehingga lebih kuat dan kedua batang dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Namun kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan batang atas dan bawah yang memiliki diameter mirip.
b)    Penyambungan/grafting sisip
Sambung sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu. Namun kekuranagn sambung dengan huruf  V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu bila batang bawah lebih besar dibanding batang atas atau entrees dapat dilakukan dengan cara sambung sisip.
c)    Penyambungan/grafting sisip satu mata
Penyambungan satu mata, adalah salah satu cara penyambungan yang memiliki kelebihan karena memiliki efisiensi yang baik, yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat, dengan keterbatasan entrees yang dimiliki. Kekurangan dari teknik ini adalah dibutuhkan sumber daya manusia atau teknik yang lebih rumit karena harus serba hati-hati karena lebih sensitive.
d)    Penyambungan/grafting ala vietnam
Penyambungan ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut ditemukan dan biasa dilakukan di vietnam. Kelebihan penyambungan ini adalah cara yang paling mudah untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang bawah. Namun kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, proses penyambungan dengan menghilangkan  daun memiliki prosentase keberhasilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara pengupiran maupun menyisakan dua helai daun, hal tersebut menunjukkan bahwa penyambungan dengan menghilangkan daun lebih efektif karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga prosentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil, sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan dua helai daun memiliki prosentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, dan berdasarkan data prosentase keberhasilan lebih kecil lagi pada proses penyambungan dengan cara pengupiran. Hal tersebut dikarenakan prosentase kebusukan lebih besar.

B.     Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
Menurut Ashari (1995) pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan (4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono (2002), Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan batang bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm, sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20 cm dan 1,10 cm saja.
Pengaruh batang atas terhadap batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.  Perbanyakan Batang Bawah   Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari  pohon induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik  tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman  batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Selain pengaruh batang atas dan batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi keberhasilan dalam Grafting, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan dan kelembapan yang tinggi (Santoso, 2006).

C.     Keunggulan dan Kelemahan dari Menyambung atau Grafting
Menurut Suwandi (2005), keunggulan dan kelemahan dari menyambung dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.    Keunggulan Menyambung atau Grafting
v   Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperi stek, cangkok, dll
v   Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperature yang rendah, atau gangguan lain yang terdapat dalam tanah
v   Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan dapat diubah dengan jenis yang dikehendaki
v   Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman kehutanan).
b.     Kelemahan Menyambung atau Grafting
v   Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
v   Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah

D.     Langkah-langkah Menyambung Adenium
Pada Adenium, penyambungan biasanya dilakukan untuk menghasilkan satu Adenium dengan warna atau jenis bunga yang berbeda. Misalnya Adenium yang berwarna putih disambung dengan Adenium yang berwarna merah. Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau saat kelembapan udara tidak terlalu tinggi. Namun, penyambungan bisa saja dilakukan pada musim hujan asalkan dilakukan di dalam ruangan tertutup seperti green house (Yuliati & Ruwanto, 2008).
v   Langkah-langkah Menyambung Adenium
Menurut Suwandi, sebelum melaksanakan kegiatan grafting ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
a.   Batang bawah (rootstock) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·    Mempunyai daya adaptasi seluas mungkin, artinya tanaman itu kompatibel dengan berbagai varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai jenis dalam satu genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan dua tanaman untuk membentuk sambungan (buding atau grafting) dengan baik dan sambungan dua tanaman ini mampu tumbuh dengan baik.
·    Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang ada didalam tanah.
·    Kecepatan tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang digunakan, dengan demikian diharapkan batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang atas.
·    Tidak mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun kuantitas buah (tanaman buah-buahan) atau kayu (tanaman kehutanan) pada tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan.
·    Mempunyai batang yang kuat dan kokoh.
b.   Batang atas (Scion) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·    Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit.
·    Bentuk cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter  paling besar ± 1 cm.
·    Cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan) berbatang lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan).
·    Bisa menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.
c.   Pemilihan Scion (batang atas)
·    Pemilihan sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki.
·    Pilih cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawahnya (rootstock) yang umum digunakan berdiameter kuran lebih 1 cm.
·    Hindari cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan.
·    Pilih cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan hama.
·    Usahakan pengamanan scion pada pagi hari sebelum tengah hari.
Setelah semua persyaratan yang disebutkan di atas terpenuhi, penyambungan siap dilakukan. Adapun alat dan bahan serta langkah-langkah penyambungan yang telah dilakukan oleh penulis adalah:
  Alat dan Bahan
§   Alat
1.   Gunting
2.   Pisau
3.   Papan kayu untuk alas pemotongan scion
·    Bahan
1.   Tali raffia atau selotip
2.   Kantong plastik
  Langkah Penyambungan
Di bawah ini adalah rincian pelaksanaan kegiatan penyambungan atau grafting yang telah dilaksanakan oleh penulis.
a.   Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang.
b.   Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan
c.   Sambungkan scion pada rootstock dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya kambium bisa bersatu,
d.   Ikat sambungan dengan selotip atau  atau tali rafia, sehingga kambiumnya dapat melekat erat.
e.   Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik  yang transparan bening, yaitu untuk menjaga kestabilan suhu




BAB III
PENUTUP


A.     Simpulan

Menyambung atau grafting adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara menyatukan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda jenisnya, tetapi masih mempunyai kekerabatan yang dekat. Pembiakkan dengan cara menyambung ini mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri. Tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya. Banyak tanaman yang bisa disambung, salah satunya adalah Adenium.
Sebelum melakukan penyambungan pada Adenium, banyak hal yang perlu diperhatikan agar penyambungan berhasil. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan  batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) yang sesuai agar sambungan yang dibuat dapat tumbuh sesuai dengan keinginan. Setelah penulis melakukan penyambungan pada Adenium, hasil yang didapatkan adalah sambungan Adenium tumbuh dengan baik, dengan kata lain penyambungan Adenium yang dilakukan oleh penulis berhasil.

B.     Saran
Jika ingin mendapatkan sebuah Adenium yang tumbuh dengan baik sesuai keinginan, disarankan menggunakan teknik menyambung. Dengan teknik menyambung, akan dihasilkan sebuah Adenium yang unik dan menarik






DAFTAR PUSTAKA



Djoemairi, S. 2006. Adenium Cantik dan Unik dengan Teknik Penyambungan. Kanisus. Yokyakarta.

Endan, J. 2002. Tanaman Buah Kombinasi. PT Agro Media Pustaka. Tanggerang.

Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Adenium .Buletin Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.


http://rezer-adt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html

No comments:

Post a Comment